Kintom, RadarBangsa.net – Upaya peningkatan mutu pendidikan di Kabupaten Banggai kembali mendapat dorongan positif. PT Donggi-Senoro LNG (DSLNG) resmi memulai pelaksanaan School Development Outreach Program (SDOP) Batch 1 di Kecamatan Kintom dan Nambo, Jumat (24/10). Sebanyak 26 guru sekolah dasar dari empat sekolah menjadi peserta pada kegiatan perdana ini.
Program SDOP merupakan salah satu inisiatif unggulan DSLNG dalam pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) dan peningkatan kualitas pendidikan di wilayah sekitar operasi perusahaan. Melalui program ini, DSLNG ingin memastikan peningkatan kapasitas para pendidik berlangsung secara berkelanjutan dan berdampak nyata bagi sekolah-sekolah di Kabupaten Banggai.
Dalam implementasinya, DSLNG menggandeng Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Banggai. Disdikbud menugaskan sembilan Guru Penggerak sebagai narasumber dan fasilitator untuk mengisi tiga batch kegiatan yang digelar sepanjang Oktober hingga November 2025.
Pada pelaksanaan Batch 1, peserta menerima dua materi utama yang dirancang untuk menjawab tantangan dunia pendidikan saat ini.
Hetty S. Kariyasa membawakan materi “Mengelola Stress Guru melalui Mindfulness dan Teknik STOP”
Sementara Rachmad Lasaka menyampaikan “Menciptakan Pembelajaran yang Menyenangkan melalui Collaborative & Cooperative Learning,”
Kedua narasumber turut didampingi dua fasilitator, yakni Yuliana Dg. Mangendre dan Hamidar, serta mendapat pendampingan dari Mariam Djunaid, Koordinator Guru Penggerak Kabupaten Banggai.
Kegiatan berjalan interaktif, komunikatif, dan penuh antusiasme. Para peserta mengaku memperoleh wawasan baru, keterampilan praktis, serta pengalaman pembelajaran yang menyegarkan untuk diterapkan di sekolah masing-masing.
“Kami sangat terbantu dengan materi yang diberikan. Ini bukan sekadar pelatihan, tetapi pengalaman baru yang membuka cara pandang kami dalam mengajar,” ujar salah satu peserta.
Pelaksanaan SDOP Batch 1 ini diharapkan menjadi langkah strategis dalam membangun kultur pembelajaran yang positif, inklusif, dan berfokus pada pengembangan kompetensi guru—sebagai ujung tombak kemajuan pendidikan di daerah.












